Kamis, 30 Agustus 2018

Resensi Buku "Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa"

Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa







IDENTITAS
Judul : Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Harga Buku : 30600  
No. ISBN : 979-404-122-X
Penerbit : Angkasa Bandung
Cetakan : pertama 1979
Tanggal terbit : 2008
Jumlah Halaman : 120
Berat Buku : 160 gr
Jenis Cover : Soft Cover (HVS)
Dimensi(L x P) : -
Kategori : Bahasa-Sastra
Bonus : -
Text Bahasa : Indonesia 
Lokasi Stok : Gudang Penerbit 


Biografi Penulis:
Henry Guntur Tarigan, dilahirkan pada tanggal 23 September 1933, di Linggajulu, Kabanjahe, Sumatra Utara. Menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Padjadjaran Bandung (1962), mengikuti Studi Pascasarjana Linguistik di Ricksuniveersiteit Leiden Nederland (1971-1973): meraih gelar Doktor, dalam bidang Linguistik pada Fakultas sastra Universitas Indonesia (1975) dengan disertai berjudul Morfologi Bahasa Simalungun. Sampai saat ini menjadi pengajar di FPBS IKIP Bandung dengan pangkat/jabatan terakhir Pembina Utama Muda/ Lektor Kepala Gol.IV/c; pada Fakultas Pascasarjana IKIP Bandung, dan STIALAN RI Bandung.
            Dia sering mengikuti berbagai seminar dan lokakarya di dalam dan di luar negeri dalam bidang kebahasaan, antara lain Hasseit, (Belgia,1972), di Paris (Perancis 1973), di Hamburg-Jerman (1981), di Tokyo Jepang (1983).
            Anggota Tim Evalator Program Akta Mengajar V (sejak tahun 1981), anggota Tim Penilai Karya-karya Penelitian bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah yang disponsori oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sejak tahun 1976).
Karya-karyanya antara lain: Struktur Sosial Masyarakat Simalungun, Morfologi Bahasa Simalungun, Prinsip-prinsip Dasar Puisi, Prinsip-prinsip Dasar Fiksi, Prinsip-prinsip Dasar Drama, Prinsip-prinsip Dasar Kritik Sastra, Pengantar Sintaksis, Bahasa Karo, Sastra Lisan Karo, Percikan Budaya Karo, Psikolinguistik, Tata Bahasa Tagmemik, Linguistik Konstratif, Menyimak (sebagai suatu keterampilan berbahasa), Berbicara (sebagai suatu keterampilan berbahasa), Membaca (sebagai suatu keterampilan berbahasa), Menulis (sebagai suatu keterampilan berbahasa), dan Tatarucingan Sunda.


Ringkasan Isi Buku :
Pada BAB I, membahas tentang empat keterampilan berbahasa, ada empat keterampilan berbahasa, salah satunya adalah berbicara. Setiap keterampilan berbahasa itu berhubungan erat sekali dengan keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memeroleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa ini saling berhubungan satu sama lain, misalnya yang pertama ada hubungan antara berbicara dan menyimak, yang merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung serta merupakan komunikasi tatap muka. Yang kedua ada hubungan antara berbicara dan membaca, yang memiliki hubungan erat antara perkembangan percakapan berbahasa lisan dan kesiapan baca. Yang ketiga ada hubungan antara ekspresi lisan dan ekspresi tulis yang keduanya memiliki hubungan yang erat karena terdapat banyak persamaan. Selain itu, pada bab I ini juga membahasa tentang berbicara sebagai suatu cara berkomunikasi yang memiliki batasan dan tujuan berbicara. Dijelaskan pula berbicara itu merupakan seni dan ilmu serta memiliki metode penyampaian dan penilaian berbicara.
Sedangkan, pada BAB II membahas mengenai berbicara di muka umum, terdapat beberapa poin pada bab ini. Pertama, berbicara untuk melaporkan yaitu untuk memberikan informasi. Kedua, menjelaskan mengenai berbicara secara kekeluargaan yang di dalamnya terdapat sesuatu yang menggembirakan serta dapat dinikmati bersama, dan dapat meninggalkan kesenangan pribadi. Ketiga, menjelaskan mengenai berbicara untuk meyakinkan, seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa “persuasi (bujukan, desakan, dan meyakinkan) adalah seni penanaman alasan-alasan atau motif-motif yang menuntun ke arah tindakan bebas yang konsekuen”. Keempat, menjelaskan mengenai berbicara untuk merundingkan, pada dasarnya untuk membuat sejumlah keputusan dan rencana.
Selain itu, dalam BAB III menjelaskan mengenai diskusi kelompok pada hakikatnya diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir kelompok. Pada bab ini terdapat poin mengenai kelompok tidak resmi yang meliputi kelompok studi, kelompok pembentuk kebijaksanaan, dan komite. Yang selanjutnya menjelaskan kelompok resmi yang meliputi konferensi, diskusi panel, dan simposium. Poin yang ketiga menjelaskan mengenai tugas ketua dan tugas partisipan, berhasil atau tidaknya suatu diskusi kelompok turut pula ditentukan oleh baik atau tidaknya seorang ketua dan para partisipan dalam menjalankan tugasnya. Selanjutnya pada bab ini juga menjelaskan mengenai manfaat diskusi kelompok yang mengukur kemampuan dalam memberikan sumber-sumber yang lebih banyak bagi pemecahan masalah ketimbang yang tersedia atau diperoleh, ketika seseorang membuat keputusan yang memengaruhi suatu kelompok. Poin selanjutnya mengenai aneka hambatan dan poin terakhir menjelaskan mengenai ukuran-ukuran untuk menilai diskusi kelompok.
Bab IV menjelaskan prosedur parlementer yang merupakan salah satu ciri warga negara yang dewasa dan bertanggung jawab pada bab ini juga menjelaskan mengenai prosedur pembentukan perkumpulan, yang di dalamnya membahas mengenai semua organisasi yang dapat dibagi atas dua tipe. Yang pertama bersifat sementara atau temporer yang kedua bersifat tetap atau permanen. Poin selanjutnya mengenai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Poin berikutnya membahas mengenai tugas pengurus yang meliputi tugas ketua, tugas wakil ketua, tugas sekretaris, dan tugas bendahara. Poin selanjutnya menjelaskan mengenai laporan yang menjadi tugas dan kewajiban sekretaris untuk mencatat dan merekam laporan-laporan segala pertemuan yang dilangsungkan oleh suatu perkumpulan. Poin selanjutnya menjelaskan mengenai susunan acara yang merupakan suatu urutan kegiatan khusus yang harus diikuti pada setiap pertemuan. Poin selanjutnya menjelaskan mengenai mosi dan usul yang meliputi pengajuan mosi, beberapa petunjuk bagi pengajuan dan mendiskusikan mosi, cara-cara memutuskan sesuatu mosi, jenis-jenis mosi (mosi istimewa, mosi tambahan, mosi utama, mosi insidental) dan yang terakhir pada bab ini menjelaskan kaidah-kaidah presedensi, yang terdapat dua pokok kaidah presedensi (hal yang lebih tinggi prioritas hak).
Bab V atau bab terakhir menjelaskan mengenai debat. Debat terlukis dengan jelas dalam pembicaraan-pembicaraan atau pidato-pidato yang pro dan kontra dalam organisasi yang lebih besar sebelum diadakan pemilihan atau pemungutan suara dilangsungkan, menentukan kebijakan yang mana yang akan diterima. Poin selanjutnya menjelaskan mengenai jenis-jenis debat meliputi debat parlementer/majelis, debat pemeriksaan ulangan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan terdahulu, debat formal, konvensional, atau debat pendidikan. Point selanjutnya menjelaskan mengenai syarat-syarat susunan kata proposisi yang meliputi kesederhanaan, kejelasan, kepadatan, susunan kata alternatif, pernyataan deklaratif, kesatuan, usul khusus, bebas dari prasangka, dan yang terakhir tanggung jawab untuk memberikan bukti yang memuaskan terhadap afirmatif. Poin selanjutnya menjelaskan mengenai pokok-pokok persoalan, untuk memeroleh pokok-pokok persoalan yang menarik serta merangsang bagi suatu perdebatan, sepatutnyalah pembicara mempertimbangkan masak-masak mengapa usul atau proposisi yang dikemukakannya merupakan masalah penting bagi perdebatan pada saat ini. Poin selanjutnya menjelaskan mengenai persiapan laporan singkat yang meliputi bentuk dan pengembangan laporan, bagian-bagian laporan. Poin selanjutnya menjelaskan tentang pidato debat yang meliputi pidato konstruktif dan pidato sanggahan. Poin selanjutnya menjelaskan mengenai teknik berdebat agar tidak menimbulkan kebencian para pendengar karena sifat mereka yang suka bertengkar, suka bercekcok, dan menganggap dirinya selalu benar. Poin selanjutnya menjelaskan mengenai poin keputusan mengenai jenis-jenis keputusan pada perdebatan antar perguruan tinggi (keputusan oleh para pendengar, para hakim, keputusan dengan kritik), perdebatan tanpa keputusan resmi, pentingnya keputusan. Poin berikutnya menjelaskan tentang turnamen debat, yang meliputi prosedur turnamen debat, masalah-masalah dalam turnamen debat. Poin terakhir menjelaskan mengenai norma-norma dalam berdebat dan bertanya yang meliputi norma-norma dalam berdebat, norma-norma bertanya.

Kelebihan dan Kekurangan : 

Kelebihan buku BERBICARA karya Prof. DR. Henry Guntur Tarigan menurut saya adalah :
1.      Bisa dijadikan sebagai referensi  yang baru untuk memahami empat keterampilan berbahasa,
2.      Isinya sudah cukup jelas,
3.      Singkat, padat jelas dalam segi pemaparan materi dengan adanya 5 bab dalam buku ini.
4.      Penyampaian dari setiap poin dalam buku ini tidak meluas kemana-mana, hanya di ruang lingkup materi yang hendak disampaikan.
5.      Pemilihan kata dalam segi penulisan dan penyampaian cukup praktis untuk dipahami oleh para pembaca.
6.      Adanya bagan dari beberapa materi yang terdapat dalam buku ini


Kekurangan buku BERBICARA karya Prof. DR. Henry Guntur Tarigan menurut saya adalah :
1.      Kurangnya contoh yang disertakan pada saat menyampaikan poin dari isi materi buku ini,
2.      Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam buku ini terkesan kurang jelas karena kurangnya contoh yang disertakan.

http://uny.ac.id
http://library.uny.ac.id
http://journal.uny.ac.id

Sumber:
Buku Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa



Selasa, 28 Agustus 2018

Present Perfect Continous Tense



Present Perfect Continuous Tense

4.   PRESENT PERFECT CONTINUOUS TENSE

Rumus:
Present perfect continuous tense dibentuk dengan auxiliary verb have atau has, been dan present participle (v1-ing). Have digunakan untuk Iyoutheywe, sedangkan has untuk hesheit, dan orang ketiga tunggal.
I/ You/ They/ We + have + been + infinitive + ing
He/ She it + has + been + infinitive + ing

  Present perfect continuous tense adalah suatu bentuk kata kerja yang digunakan untuk menyatakan aksi yang telah selesai pada suatu titik di masa lalu atau aksi telah dimulai di masa lalu dan terus berlanjut sampai sekarang. Aksi pada present perfect continuous tense biasanya berdurasi waktu tertentu dan ada relevansinya dengan kondisi sekarang. Bentuk ini dipergunakan untuk menyatakan perbuatan yang dimulai pada waktu lampau dan masih berlangsung hingga sekarang.
Secara umum present perfect continuous tense hanya terjadi pada aksi berupa dynamic verb, tidak stative verb karena umumnya hanya dynamic verb yang memiliki bentuk continuous. [Baca: Stative Verb dengan Bentuk Progressive]

Dengan demikian rumus present perfect continuous tense untuk kalimat positif, negatif, dan interogatif adalah sebagai berikut.

Jenis Kalimat
Rumus
Contoh Present Perfect Continuous Tense
(+)
S + have/has + been + V1-ing/present participle
She has been driving
The toddlers have been sleeping
(-)
S + have/has + not + been + V1-ing/present participle
She has not been driving
The toddlers haven’t been sleeping
(?)
have/has + S + been + V1-ing/present participle
Has she been driving
Have the toddlers been sleeping
Contoh Kalimat Present Perfect Continuous Tense
Beberapa contoh kalimat present Perfect continuous tense dengan fungsi-fungsinya adalah sebagai berikut.

Fungsi
Contoh Kalimat Present Perfect Continuous Tense
Present perfect continuous tense untuk menunjukkan aksi yang telah selesai pada suatu titik dimasa lampau diikuti relevansinya dengan kondisi saat ini (present).
The construction labors are thirsty since they have been removing the scaffoldings.
(Pekerja konstruksi haus karena mereka telah memindahkan perancah.)
Mandy feels full as she’s been eating a half of the tart.
(Mandy kenyang karena dia telah  memakan separuh kue tart.)
I have been working with my computer all day, and now I want some delicious foods.
(Saya telah bekerja dengan komputer sepanjang hari, dan sekarang saya ingin beberapa makanan lezat.)
Present perfect continuous tense untuk menunjukkan aksi yang baru saja selesai. Biasanya menggunakan adverb just.
It has just been snowing in Japan.
(Baru saja turun salju di Jepang.)
Present perfect continuous tense untuk menunjukkan aksi yang telah dimulai di masa lampau dan berlanjut sampai sekarang.
I’ve been driving a car through the rain for an hour.
(Saya telah sedang mengendarai mobil menembus hujan selama satu jam.)
The passangers have been waiting for the next flight since this morning.
(Para penumpang telah menunggu penerbangan berikutnya sejak pagi ini.)

Contoh cerita:

Adi has been living in Surabaya for all his life. He has a book. He has had that books for three months. Now, he wants to read. Adi reads book in a room. Adi has a friend. Her name is Anna. She is not from Surabaya. She has been living in Surabaya since 2012.
His mother has cooked and his father is taking a bath when Anna calls him. She wants to play with him. Anna asks Adi, “Do you want to play with me?”
Adi answers, “Ok. Come here. I have finished reading a good book and I am watching TV with my mom.”
Adi and Anna play together. After hours, Adi asks Anna, “Have you eaten already?”
Anna replies, “No, I haven’t. I am hungry.”
At last, they go to kitchen for eating. Adi does not like chicken. He eats vegetables. Anna eats chicken but she does not like vegetables. They do not like eggs.
Adi’s mother comes and says, “What are you doing here? Don’t eat here.“
Adi and Anna go to dining room.


http://uny.ac.id
http://library.uny.ac.id
http://journal.uny.ac.id
Sumber: buku english course "putra sambas course"

Present Perfect Tense

Present Perfect Tense

3.  PRESENT PERFECT TENSE

Rumus:
I/ We/ You/ They/ We + have + Past Participle
He/ She/ It + has + Past Participle
 



    We use Present Perfect Tense to say an event or an action that is already happened or not yet. The exact time is not really important in this tense, because we focus on the action
    In Present Perfect Tense we use auxiliary verb “Have/Has” which means “SUDAH/TELAH” and “Have not?Has not” in negative sentence which means “BELUM”.

The use of ‘Have’ or ‘Has’
Have digunakan untuk                                                  = I/You/ They/ We/ Budi and Tono/ My cats
Has digunakan untuk                                                    = He/ She/ It/ Budi/ My cats

A.      Verbal Sentence

 In verbal sentence, we must use ‘Verb 3’ in every form of sentence.
(+) Subject + Have/ Has + Verb 3
      I HAVE taken a bath = Saya SUDAH mandi
(-) Subject + Not + Have/ Has + Verb #
     I HAVE NOT taken a bath = Saya belum mandi
(?) Have/ Has + Subject + Verb 3
      HAVE I taken a bath? = SUDAHKAH saya mandi?

 More examples:
- We have seen that movie twenty times.
   Kami telah menonton film itu dua puluh kali.
- Nobody has ever climbed that mountain.
  Tidak seorangpun yang sudah pernah mendaki gunung itu.
- Has there ever been a war in the United states.
   Sudah pernah adakah perang di Amerika Serikat.
B.      Nominal sentence ‘ for every subject.
 In nominal sentence, we use ‘BEEN’ as the ‘to be’ for every subject.
I/ You/ They/ We I and Tono             = Have
He/ She/ It/ Budi                                  = Has

-          (+) Subject + Have/ Has Been + Complement.
      You have been busy all day.
      Kamu telah sibuk sepanjang hari.
(-) Subject + Have/ Has Been + Not + Complement.
     My friend has not been able to finish the task.
     Teman saya belum mampu menyelesaikan tugas tersebut.
(?) Have/ Has + Subject + Been + Complement
      Has he been here for that long? 
      Sudahkah dia berada disini selama itu?

More examples:-  She has been poor since she was a kid
-  We have been bored of you jokes
-  Has Tono been sleepy since this morning
ALI BABA
Once upon a time there were 40 cruel thieves who put their stolen money and treasures in a cave. They went in the cave by saying “Open Sesame” to the cave entrance. A poor person, named Ali Baba saw them while they were doing that, so he heard the opening word. After they left, he went toward the cave and opened it. Suddenly he found a very large quantity of money and golden treasures. He took some of it and went back home. After that he come a rich man and his brother wanted to know how he became rich.

Ali Baba turned into the richest man in his village. His evil brother was really jealous of him, and wanted to know how he could get such a lot of money. Therefore, when Ali Baba went to the cave again to take some more money, his brother followed him. He saw everything, and decided to go back the next day to take some money for himself. The next morning he found a lot of money in the cave, and he wanted to take all of them. Unfortunately, when he was busy carrying the money to his house, the thieves came. The boss of the thieves asked him how he knew about the cave. He told everything, but unluckily they killed him and wen to Ali Baba‘s house
.
After finding Ali Baba’s house, they made a plan to kill him the following night. Some of the thieves hid in big jars, and the boss pretended that he was a merchant who wanted to sell the jars to Ali Baba. Ali Baba who was a kind man invited the boss of the thief to have lunch together.

After lunch they took a rest. Luckily, the house maid went out of the house, and found that there were thieves inside the jars. She finally boiled hot oil and poured it into the jars to kill all of them. The boss of the thieves was caught, and put into prison.

Ali Baba was saved from the danger, and he finally lived happily ever after with his maid who became his wife shortly after.
 


http://uny.ac.id
http://library.uny.ac.id
http://journal.uny.ac.id

Sumber: buku english course "putra sambas course"

Present Continous Tense

Present Continuous Tense

2.  PRESENt CONTINUOUS TENSE

Rumus:Subject + To Be ( am, are, is) +  Infinitive + ing

Fungsi:     Digunakan untuk mengatakan suatu kejadian atau perbuatan yang Masih Sedang Terjadi saat dibicarakan.
Kegunaan waktu ini adalah:

a. Untuk menyatakan perbuatan yang sedang berlangsung, seperti:- Ramlan writing the letter to my sister when he come
   Ramlan sedang menulis surat untuk kakak saya ketika dia dating
- I am studyimg English when my teacher come
  Kami sedang belajar bahasa inggris ketika guru saya dating
b. Untuk menyatakan perbuatan yang akan datang, seperti:- We are writing a letter again
  Kami akan menulis surat lagi
- I am going to London two weeks again
  Saya akan pergi ke London dua minggu lagi

CATATAN:Ada sekelompok kata kerja yuang tidak boleh dibentuk menjadi Present Continuous, yaitu:
1. Kata kerja yang menyatakan perasaan, seperti:
-like                            = suka
- dislike                      = tidak menyukai
- want                        = ingin
2. Kata kerja yang berhubungan dengan panca indra, seperti:
- hear                          = mendengar
- see                            = melihat
- smell                        = mencium
- tenses                      = merasakan
3. Kata kerja yang menyatakan pikiran atau pendapat, seperti:
- believe                    = percaya
- forget                      = lupa
- expect                     = mengharapkan
- think                        = mengira
think yang artinya memikirkan, boleh dijadiakan bentuk preset continuous, seperti:
- He is thinking about his mother condition
  Dia sedang memikirkan tentang kondisi ibunya
- The woman thinking about her children
   Perempuan itu memikirkan tentang anaknya

CARA MENAMBAH INFINITIVE DENGAN ING

1.       Kebanyakan ditambah –ing pada infinitive seperti:
- apply menjadi applying                                  = menggunakan
- eat menjadi eating                                          = makan
-go menjadi going                                             = pergi
- read menjadi reading                                      = membaca
2.       Jika infinitive bersuku kata satu yang berakhir huruf mati, dan didahului oleh sebuah huruf hidup, maka huruf terakhir itu digandakan, lalu ditambah ing, seperti:
- cut menjadi cutting                                         = memotong
- dun menjadu dunning                                     = menagih
-jog menjadi jogging                                         = lari pelan-pelan
- swim menjadi swimming                                = berenang
- slip menjadi slipping                                       = memasukkan
3.       Apabila infinitive bersuku kata dua atau lebih yang tekanannya jatuh pada suku kata terakhir, serta berakhiran huruf mati yang didahului oleh sebuah huruf hidup, maka huruf mati yang terakhir itu digandakan baru ditambahing, seperti:
- allot menjadi allotting                                     = membagikan
-begin menjadi beginning                                  = memulai
- recur menjadi recurring                                   = berulang
4.       Apabila infinitive berakhiran huruf l yang didahului oleh sebuah huruf hidup, maka l digandakan, baru ditambah ing, seperti:
- control menjadi controlling                             = memeriksa
- propel menjadi propelling                               = mendorong
-travel mejadi travelling                                    = berpergian
5.       Jika infinitive berakhir huruf hidup, -e yang didahului oleh konsonan, maka –e dihilangkan, lalu ditambah ing, seperti:
- come menjadi coming                                     = datang
- ride menjadi riding                                          = menunggang
- write menjadi writing                                      = menulis
6.       Apabila infinitive berakhiran huruf hidup –e yang didahului huruf I, maka ei diubah dulu menjadi y, baru ditambah ing, seperti:
-die menjadi dying                                             = layu
- lie menjadi lying                                              = berbohong
- tie menjadi tying                                              = pengikat


http://uny.ac.id
http://library.uny.ac.id
http://journal.uny.ac.id
Sumber: buku english course "putra sambas course"